BUAYA4D – Mengenal Perbedaan UMK dan UMR, Manakah yang Dipakai?

Mengenal Perbedaan UMK dan UMR, Manakah yang Dipakai?

image detail artikel

UMK dan UMR adalah istilah yang sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat Indonesia. Saat mencari pekerjaan, masyarakat sering kali mempertimbangkan daftar UMR atau UMK di setiap daerah.

Pada dasarnya, istilah UMK dan UMR cukup berbeda walaupun sama-sama merujuk pada upah minimum. Lantas, apa perbedaan UMK dan UMR?

Untuk mengetahui jawaban terkait pertanyaan tersebut, mari simak pembahasan di artikel ini sampai akhir.

Mengenal Upah Minimum

Sebelum membahas lebih jauh tentang perbedaan UMK dan UMR, kamu perlu mengenal upah minimum terlebih dahulu sebagai dasarnya.

Upah minimum adalah standar gaji bulanan paling rendah yang wajib diberikan oleh perusahaan kepada karyawan atau pekerjanya.

Penetapan jumlah upah minimum ini dilakukan oleh pemerintah. Tujuannya adalah untuk melindungi kepentingan para pekerja.

Pemberian upah minimum ditujukan agar para pekerja mendapatkan jaminan pendapatan yang layak dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Dengan demikian, tidak ada lagi nilai gaji yang lebih rendah dari ketetapan upah minimum oleh pemerintah.

Sebagai catatan, setiap tahun besaran upah minimum yang diterima oleh pekerja tidaklah sama. Jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Besaran di setiap daerah pun variatif karena biaya hidup yang dihabiskan pun berbeda.

Umumnya, ketetapan upah minimum didasarkan pada beberapa hal, seperti inflasi, kebutuhan hidup, ketenagakerjaan, maupun pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023, upah minimum sebagaimana yang dimaksudkan adalah gaji bulanan terendah terdiri dari:

  • Upah tanpa tunjangan.
  • Upah pokok serta tunjangan tetap.
  • Komponen upah di perusahaan yang terdiri dari gaji pokok serta tunjangan tidak tetap, gaji pokok paling sedikit sebesar upah minimum.

Perlu dicatat bahwa penetapan upah minimum ini hanya diberlakukan bagi pekerja dengan masa kerja yang kurang dari satu tahun.

Namun, jika pekerja tersebut mempunyai kualifikasi tertentu, maka bisa diberikan gaji yang lebih besar daripada upah minimum.

Baca juga: UMR Tangerang 2025 Naik, Jadi Kota ke-8 dengan UMR Tertinggi!

Perbedaan UMK dan UMR

Perbedaan UMK dan UMR dapat diamati berdasarkan pengertiannya. UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) adalah upah minimum yang diberlakukan pada tingkat kabupaten atau kota.

Bupati/walikota akan mengusulkan nilai UMK kepada gubernur. Dalam pengusulannya, bupati/walikota hendaknya meninjau hasil perhitungan oleh Dewan Pengupahan Kabupaten/Kota terlebih dahulu.

Jika hasil perhitungan tersebut menunjukkan nilai UMK sama atau lebih rendah daripada UMP, maka bupati/walikota tidak bisa merekomendasikannya pada gubernur.

Nantinya, gubernur akan mempertimbangkan usulan dari bupati/walikota berdasarkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi.

Saat usulan upah minimum kabupaten/kota diterima, gubernur akan memberikan persetujuan dan mengumumkan besaran upah minimum di setiap daerah secara resmi.

Namun, apabila bupati/walikota tidak segera menetapkan UMK pada batas waktu yang telah ditetapkan, maka daerah tersebut akan mengikuti ketentuan UMP sebagai standar upah minimum.

Sementara itu, UMR (Upah Minimum Regional) adalah gaji minimal yang berlaku pada tingkat provinsi, mencakup kabupaten/kota di dalamnya.

UMR ditetapkan oleh gubernur sebagai acuan penghasilan pekerja di wilayahnya. Dalam praktiknya, UMR diklasifikasikan menjadi empat tingkat, yaitu UMR Tingkat I, UMR Tingkat II, UMSR Tingkat I, serta UMSR Tingkat II

UMR Tingkat I merujuk pada gaji minimal di wilayah provinsi. UMR Tingkat II merupakan upah minimum di wilayah kabupaten/kota.

Sementara itu, UMSR Tingkat I diterapkan secara sektoral di wilayah provinsi. Kemudian, UMSR Tingkat II diberlakukan secara sektoral di wilayah kabupaten/kota.

Baca juga: Berapa UMR Bogor Kabupaten dan Kota di Tahun 2025?

UMK atau UMR, Mana yang Dipakai?

Saat ini, istilah UMR sebenarnya sudah tidak digunakan lagi. Hal itu berlaku sejak dikeluarkannya Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 226 Tahun 2000.

Penerbitan kebijakan tersebut untuk menggantikan regulasi lama, yakni Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 1999.

Peraturan ini mengubah istilah UMR menjadi UMK dan UMP. UMP (Upah Minimum Provinsi) adalah gaji terendah yang berlaku pada wilayah provinsi.

Hanya saja, masyarakat secara luas sampai sekarang memang masih memakai istilah UMR untuk menyebutkan jumlah atau besaran upah minimum di suatu daerah.

Sebagai contoh, UMP Jawa Barat pada 2025 adalah sebesar Rp2.191.232. Sementara itu, nilai UMK Kota Bekasi pada 2025 adalah Rp 5.690.752.

Jadi, UMK dan UMR sebenarnya merupakan dua istilah yang menggambarkan perubahan nomenklatur dari pemerintah secara resmi.

Itulah pembahasan mengenai perbedaan UMK dan UMR yang perlu menjadi acuan bagi para pekerja untuk memahami standar kelayakan upah dari tahun ke tahun.

Berbekal informasi yang diperbarui setiap tahunnya kamu bisa mengambil keputusan pekerjaan secara tepat, bijaksana, dan menyiapkan diri untuk jenjang karier dalam jangka panjang.

Ketika menerima upah minimum bulanan, sebaliknya lakukan pengelolaan keuangan yang baik untuk menjaga stabilitas finansial.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengalokasikan sebagian upah setiap bulan untuk diinvestasikan ke emas melalui Tabungan Emas dari Pegadaian.

Layanan ini memberikan jaminan emas senilai 24 karat yang bisa menjadi aset pelindung nilai kekayaan saat mata uang melemah karena kondisi ekonomi sedang tidak menentu.

Proses transaksinya dapat dilaksanakan secara online lewat aplikasi Pegadaian Digital atau langsung di kantor cabang Pegadaian terdekat.

Untuk membuka rekening Tabungan Emas, kamu perlu memenuhi kelengkapan syarat terlebih dahulu, seperti menyerahkan kartu identitas diri, melakukan pembelian minimal Rp10 ribuan, dan mengisi formulir pembuatan rekening.

Saldo Tabungan Emas yang sudah terkumpul bisa dicairkan, dikirim ke sesama pemegang Tabungan Emas, atau dicetak menjadi emas batangan.

Untuk memperkirakan besaran gramasi produk yang akan dibeli, hitunglah melalui fitur Simulasi Tabungan Emas dari Pegadaian.

Jadi, apakah kamu tertarik? Yuk, tambah cuan dan optimalkan proteksi nilai kekayaan dengan menabung emas yang dijamin 24 karat di Pegadaian sekarang!

Baca juga: Berapa UMR DKI Jakarta Tahun 2025? Ketahui Rinciannya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *